29 Oktober 2009

Pembalakan Liar Hutan Aceh Masih Marak

MEULABOH - Pembalakan liar hutan Aceh hingga kini masih marak yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya hutan yang merupakan salah satu tempat bermukim gajah menjadi terusik dan menyebabkan gajah selama ini kerap mengamuk sehingga penduduk menjadi resah. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Abubakar Cekmat kepada Serambi, Rabu (28/10) mengatakan, imbas dari pembalakan liar membuat satwa marah. Meningkatnya gangguan gajah disebabkan hutan selama ini masih terjadi pembalakan yang harus segera ditindak tegas, jelasnya.

Dikatakan, hutan selain banyak manfaat merupakan salah satu tempat bermukim hewan jenis gajah dan bila arealnya telah diusik dan dibabat sehingga gajah turun ke lokasi pemukiman penduduk dan merusak kebun, ladang milik penduduk. Abubakar mengaku gangguan gajah liar selama ini masih terjadi pada sejumlah daerah di Aceh.

Ia mengatakan, jumlah gajah yang selama ini masih bermukim di hutan Aceh diperkirakan berjumlah 450 ekor yang habitatnya perlu dijaga dengan tidak merusak hutan dengan cara menebang secara ilegal. “Pembalakan liar sangat mempengaruhi habitat gajah,” katanya. Kepala BKSDA Aceh, Abubakar mengatakan didatangkan lima gajah jinak ke CRS (lokasi konservasi) Pente Ceureumen, Aceh Barat bertujuan adalah menhadang dan mengusir gajah jinak sehingga tidak menganggu, serta gajah liar itu diharapkan ke depan akan bersahabat dan tidak lagi menggangu manusia. Dan diakuinya, lokasi CRU di Aceh saat ini ada tiga lokasi meliputi CRU Ie Jeureneh Aceh Jaya, CRU Mane Pidie, dan CRU Pante Ceureumen Aceh Barat.

Menurutnya suksesnya dibuka CRU ini atas dukungan FFI, Pemkab, dan masyarakat setempat sehingga kedepan, BKSDA juga akan merencanakan membuka dua CRU lagi di Aceh yakni CRU di Aceh Besar dan CRU di Bireuen. “Diharapkan dengan adanya CRU di daerah dilengkapi gajah jinak cepat dalam menanggulangi bila terjadi gangguan gajah liar,” sebut Abubakar didampingi Manajer Protected Area FFI Aceh, Wahdi Azmi.(riz)
Sumber : Serambinews