22 Mei 2010

Survey Potensi Desa di Kampong Panji

Suasana transportasi di salah satu sudut Gampong Panji, saat LSM Wanagreen berkunjung ke daerah itu untuk mengadakan Survey Potensi Desa (20/5)Photo :PARTA

26 Maret 2010

Aksi Pembalakan Liar Marak di Pulau Banyak

SINGKIL – Aksi pembalakan liar dilaporkan kembali marak di Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di Desa Haloban dalam kawasan hutan Air Dingin tempat sumber air tawar bagi warga setempat. Jika pembabatan hutan itu dibiarkan dikhawatirkan satu-satunya sumber mata air tawar itu kering.

“Informasi yang Saya terima dari orang PU yang survei ke sana memang ada, tapi saya belum mengecek titiknya sebelah mana,” kata Kepala Desa Haloban, Azwar yang dihubungi Serambi, Rabu (24/3) dari Rimo, Gunung Meriah.

Azwar Tanjung warga setempat menyebutkan, aksi ilegal itu berjalan mulus dan rapi. Mencuat ke permukaan ketika kepergok petugas dinas Pekerjaan Umum yang melakukan survai sumber air. “Warga berharap aksi pembalakan liar bisa dihentikan oleh aparat terkait mengingat lokasi yang dibabat oleh pelaku terletak di sumber air yang sangat vital,” ujarnya.

Kepala Desa Haloban Azwar menambahkan, sepengetahuannya kayu yang diambil digunakan warga sebagai bahan baku membuat perahu dan bangunan lainnya. Sementara kalau dijual ke luar belum pernah ia dengar.

Di sisi lain, Azwar menyesalkan belum jelasnya tapal batas kawasan hutan konservasi di Pulau Banyak. Kondisi itu menyulitkan warga membedakan mana hutan yang boleh dimanfaatkan dengan yang tidak. “Tolong kepada petugas agar dibuat tapal batas kawasan konservasi. Agar masyarakat tahu, jangan sampai asal masuk kehutan dilarang karena disebut kawasan konservasi sedangkan batasnya aja tidak jelas,” katanya.(Serambi Indonesia)

29 Oktober 2009

Pembalakan Liar Hutan Aceh Masih Marak

MEULABOH - Pembalakan liar hutan Aceh hingga kini masih marak yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya hutan yang merupakan salah satu tempat bermukim gajah menjadi terusik dan menyebabkan gajah selama ini kerap mengamuk sehingga penduduk menjadi resah. Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Abubakar Cekmat kepada Serambi, Rabu (28/10) mengatakan, imbas dari pembalakan liar membuat satwa marah. Meningkatnya gangguan gajah disebabkan hutan selama ini masih terjadi pembalakan yang harus segera ditindak tegas, jelasnya.

Dikatakan, hutan selain banyak manfaat merupakan salah satu tempat bermukim hewan jenis gajah dan bila arealnya telah diusik dan dibabat sehingga gajah turun ke lokasi pemukiman penduduk dan merusak kebun, ladang milik penduduk. Abubakar mengaku gangguan gajah liar selama ini masih terjadi pada sejumlah daerah di Aceh.

Ia mengatakan, jumlah gajah yang selama ini masih bermukim di hutan Aceh diperkirakan berjumlah 450 ekor yang habitatnya perlu dijaga dengan tidak merusak hutan dengan cara menebang secara ilegal. “Pembalakan liar sangat mempengaruhi habitat gajah,” katanya. Kepala BKSDA Aceh, Abubakar mengatakan didatangkan lima gajah jinak ke CRS (lokasi konservasi) Pente Ceureumen, Aceh Barat bertujuan adalah menhadang dan mengusir gajah jinak sehingga tidak menganggu, serta gajah liar itu diharapkan ke depan akan bersahabat dan tidak lagi menggangu manusia. Dan diakuinya, lokasi CRU di Aceh saat ini ada tiga lokasi meliputi CRU Ie Jeureneh Aceh Jaya, CRU Mane Pidie, dan CRU Pante Ceureumen Aceh Barat.

Menurutnya suksesnya dibuka CRU ini atas dukungan FFI, Pemkab, dan masyarakat setempat sehingga kedepan, BKSDA juga akan merencanakan membuka dua CRU lagi di Aceh yakni CRU di Aceh Besar dan CRU di Bireuen. “Diharapkan dengan adanya CRU di daerah dilengkapi gajah jinak cepat dalam menanggulangi bila terjadi gangguan gajah liar,” sebut Abubakar didampingi Manajer Protected Area FFI Aceh, Wahdi Azmi.(riz)
Sumber : Serambinews

26 Juli 2009

Pemuda Serukan Penyelamatan Hutan

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Puluhan pemuda dan pelajar peduli lingkungan hidup di Banda Aceh, melakukan aksi long march, menyerukan semua pihak untuk menyelamatankan hutan.Demonstran minta penegak hukum menindak tegas otak pembalakan hutan.

“Hutan kita sudah sangat kritis sekarang, dan kami mendukung jika ada orang yang menanam pohon,” kata Boy, kordinator aksi, Sabtu (25/7).

Menurut Boy, jika kita tak lagi peduli dengan lingkungan dan membiarkan perambahan hutan, maka bencana dahsyat akan menimpa bumi.

“Kami mengajak warga untuk menanam pohon,” ujarnya

Aksi kampanye peduli lingkungan ini dimulai dari Simpang Lima. Massa berjalan kaki sambil mengguling bola dunia menuju Taman Sari, sebelum finish di Taman Budaya, Banda Aceh.

Sepanjang perjalanan, massa menampilkan aksi teatrikal pentingnya menjaga lingkungan yang dilakoni manusia berlumur lumpur. Di sepanjang jalan, sempat menimbulkan kemacetan.

10 Juni 2009


SUBULUSSALAM. Lokasi Penebangan liar yang dilakukan oleh CV. Lee Kawom di Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam-Aceh.(11/6/2009)

09 Juni 2009

LSM Wanagreen Resah Terhadap Hutan Aceh

SUBULUSSALAM (8/6/2009). LSM Wanagreen sangat resah akhir-akhir ini terhadap lingkungan Hutan Aceh khususnya di daerah Kota Subulussalam. Penebangan liar kerap terjadi dan tidak bisa di bendung.hal ini sangat ironis dan sangat bertentangan dengan program Aceh Green yang di lontarkan oleh Gubernur Aceh Iwandi Yusuf, Hutan di Kota Subulussalam tandus untuk di jadikan lahan perkebunan sawit untuk sebuah perusahaan, misalnya PT.MITRA, di Kecamatan Sultan Daulat dan masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang menebang hutan secara liar.